Minggu, 26 Februari 2012

I Love Electric, Ironi dari Sebuah Apresiasi

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, musik instrumen masih menjadi sesuatu yang asing untuk didengarkan. Mereka menganggap, mendengarkan musik tersebut sangat membosankan. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu mendengarkan lagu yang disertai lirik di dalamnya, membuat musisi yang mengusung aliran ini tidak terdengar namanya di sejarah musik Indonesia. Namun, seiring perkembangan zaman dan banyaknya musisi-musisi dunia yang menjadi influence anak-anak muda Indonesia, musik instrumen bisa dikatakan sangat diperhitungkan saat ini. Dengan mengusung berbagai aliran yang mereka ciptakan sendiri, musik mereka mewarnai musik Indonesia yang saat ini bisa dikatakan mengalami kemorosotan.

Minggu (26/6), sebuah Event Organizer (EO) yang menamakan diri mereka DBCrewProject, membuat sebuah pagelaran musik yang mengusung aliran electronic instrumental. Acara yang bertajuk “I Love Electric” ini merupakan sebuah bentuk apresiasi bagi musisi/band kota Bandung yang memang menyalurkan hasrat bermusik mereka dengan mengusung aliran musik ini. Acara yang diadakan di Score, Ciwalk, Bandung ini dimeriahkan oleh para musisi/band electro instrumental yang memang sudah memiliki “nama”, khususnya di kota Bandung seperti Local Drug Store, The Jakesperiment, Space and Missille, The Telegraph Reverb, Asturiaz, dan Long Road to School.

Sayangnya, acara “I Love Electric” sedikit mengecewakan para musisi/band yang tampil dan penonton yang sejak pukul 21.00 WIB telah menunggu di luar Score. Open gate yang seharusnya pukul 21.00, terpaksa mundur hingga satu jam. Dan akhirnya, jadwal acara pun harus mengalami perubahan. Dan ini tentu saja sangat memengaruhi kelangsungan acara ini.

The Telegraph Reverb membuka acara ini. Penonton bisa dikatakan sangat sepi untuk ukuran acara musik yang berbayar. Saya yakin, mereka yang menonton merupakan teman-teman dari para musisi/band yang tampil pada malam itu dan rekan-rekan dari media.

Penampilan The Telegraph Reverb sangat memukau malam itu. Berkolaborasi dengan orang-orang yang handal dibidangnya, seperti Koi (drummer The Panic) dan Komeng (gitaris Under the Big Bright Yellow Sun), membuat musik The Telegraph Reverb lebih berwarna. Tiga buah lagu ditambah sebuah lagu dari Joost, seorang rekan mereka yang hadir malam itu, cukup meyakinkan saya bahwa acara ini semakin ramai pada penampilan band-band selanjutnya.

Selanjutnya, Asturiaz naik ke atas panggung dan menghangatkan para penonton dengan musik electro mereka dengan tempo yang pelan. Lagu-lagu andalan mereka seperti Our Sorrow dan Robbyrossa  berhasil mereka bawakan secara apik. Total, lima buah lagu mereka bawakan dan mampu membuat saya memejamkan mata dan menikmati lagu mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.15 dan penonton masih tidak beranjak dari kursi mereka. Penonton pun satu per satu mulai berdatangan. Namun bagi saya, jumlah penonton tersebut masih kurang bila diukur dari besarnya Score sebagai tempat diselenggarakannya acara tersebut. The Jakesperiment yang tampil selanjutnya dan menyihir para penonton dengan suguhan musik electro experimental khas The Jakesperiment. Penampilan mereka yang menurut saya paling atraktif dan menghibur para penonton pada malam itu. Salah satu yang menghibur saya adalah penampilan salah satu dari mereka yang bergoyang seperti pentolan Radiohead, Thom Yorke pada video klip Lotus Flower. Mereka cukup membuat saya dan penonton yang lain tersenyum dengan tingkah laku salah satu personil mereka. Tak terasa empat buah lagu telah mereka bawakan dan mereka harus mengakhiri penampilan mereka malam itu.

Bagi saya, puncak acara “I Love Electric” malam itu ditandai dengan penampilan dari Space and Missile. Meski menyisakan dua band lagi, saya bisa mengatakan, penampilan Space and Missile merupakan penampilan terakhir. Mereka tampil pada pukul 00.15 WIB dan sudah terlalu larut untuk sebuah acara musik. Dugaan saya sebelumnya ternyata benar. Penonton yang hadir merupakan teman-teman dari musisi/band yang tampil pada malam itu. Alhasil, setelah penampilan Space and Missile, satu per satu penonton mulai meninggalkan Score dan melewatkan penampilan Long Road to School dan Local Drug Store.

Acungan jempol saya berikan kepada Long Road to School dan Local Drug Store. Meski penonton yang tersisa kurang lebih 20 orang, mereka tetap tampil prima dengan masing-masing membawakan tiga buah lagu dan tidak mengecewakan para penonton yang masih setia duduk di kursi mereka. Acara pun selesai pada pukul 01.30 WIB. Acara yang hingga larut dan jumlah penonton yang terbilang sedikit inilah yang sangat memengaruhi kelangsungan acara seperti yang telah saya kemukakan di atas. Apresiasi dari penyelenggara terhadap jenis musik semacam ini ternyata juga melahirkan sebuah ironi. Suguhan electronic yang sebagian mengusung musik instrumental tidak mampu menarik pengunjung untuk menonton acara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar