1. Tujuan Umum
Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat menghitung perbandingan agregat kasar, dan agregat sedang, menjadi agregat gabungan yang mempunyai gradasi yang diinginkan.
2. Tujuan Khusus
· Menentukan gradasi agregat kasar dan agregat sedang dengan menggunakan hasil analisa saringan/ayakan.
· Mengunakan peralatan yang diperlukan sesuai dengan fungsinya.
3. Acuan Normatif
1. SNI-03-1968-1990-analisa saringan agregat halus kasar.
2. SNI-03-2834-1993- Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
3. SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
4. SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
5. SNI 03 – 6866 – 2002-Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian
6. ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregates
7. SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
8. BS-812-Pengujian analisa ayak untuk mengetahui gradasi
4. Landasan Teori
Agregat didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi yang keras dan penyal (solid). ASTM (1974) mendefinisikan batuan sebagai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat berupa massa berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
Jika dilihat dari sumbernya, agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat buatan (artificial aggregates). Contoh agregat yang berasal dari alam adalah pasir alami dan kerikil, sedangkan contoh agregat buatan adalah agregat yang berasal dari stone crusher, hasil residu terak tanur tinggi (blast furnace slag), pecahan genteng, pecahan beton, fly ash dari residu PLTU, extended slag dan lainnya.
Agregat diklasifikasikan menjadi 3 bagian berdasarkan ukuran partikelnya yaitu:
1. Agregat kasar, yaitu agregat yang semua butirnya menembus ayakan berlubang 4.8 mm (SII.0052,1980) atau 4.75 mm (ASTM C33,1982) atau 5.0 mm (BS.812,1976).
2. Agregat halus, yaitu agregat yang semua butirnya tertinggal di atas ayakan berlubang 4.8 mm (SII.0052,1980) atau 4.75 mm (ASTM C33,1982) atau 5.0 mm (BS.812,1976).
3. Abu batu / mineral filler, yaitu agregat halus yang umumnya lolos saringan no. 200.
Gradasi atau dapat dikatakan distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat. Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa saringan dengan menggunakan satu set saringan, dimana saringan yang paling kasar diletakkan paling atas dan yang paling bawah adalah untuk yang paling halus, satu set saringan dimulai dari pan dan diakhiri dengan tutup.
Gradasi dari jenis agregat dibedakan atas 3 (tiga) yaitu :
1. Gradasi seragam / uniform graded yaitu agregat dengan ukuran sama atau seragam atau agregat yang memiliki sedikit agrerat halus sehingga tidak bisa mengisi rongga antar agregat.
2. Gradasi rapat / menerus / dense graded yaitu agregat memiliki semua ukuran butir atau campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang, sehingga dinamakan juga dengan agregat bergradasi baik (well graded). Agregat dinamakan bergradasi baik jika persen yang lolos saringan lapis dari sebuah gradasi memenuhi.
3. Gradasi sela /gap gradation/ buruk / poorly graded yaitu salah satu atau lebih ukuran butir agregat tidak ada atau campuran agregat dengan / fraksi hilang/ fraksi sedikit sekali. Sering disebut dengan gradasi senjang.
Analisa Saringan Agregat adalah penentuan presentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka angka presentase digambarkan pada grafik pembagian butir.
5. Bahan dan Alat
5.1 Bahan
1. Agregat kasar ( Split ) sebanyak 1500 gram ( Lolos saringan 37,5 mm )

Gambar 5.1.1 Agregat kasar (split) lolos saringan 37,5
2. Agregat sedang ( split ) sebanyak 1500 gram ( Lolos saringan 25 mm )

Gambar 5.1.2 Agregat kasar (split) sebanyak 1500 gram ( Lolos saringan 25 mm )
5.2 Alat
Gambar 5.2.1 | Cawan. Berfungsi sebagai wadah untuk agregat yang akan digunakan. Cawan yang baik adalah cawan yang bersih, rata permukaan sisinya dan tidak pecah. | ![]() |
Gambar 5.2.2 | Density Spoon. Berfugsi sebagai centong untuk mengambil agregat untuk dimasukkan kedalam cawan atau saringan | ![]() |
Gambar 5.2.3 | Timbangan. Berfungsi sebagai penunjuk berat, baik itu berat agregat maupun berat alat yang digunakan dalam keadaan kosong ( cawan kosong). | ![]() |
Gambar 5.2.4 | Ayakan. Berfungsi untuk menyaring agregat dan terdiri dari berbagai ukuran. Penyusunan dilakukan dari ukuran saringan terbesar sampai ukuran saringan terkecil. | ![]() |
Gambar 5.2.5 | Alat Penggetar. Berfungsi untuk menggetarkan agregat yang telah dimasukkan kedalam ayakan. | ![]() |
Gambar 5.2.6 | Kuas. Berfungsi untuk membersihkan alat dari serpihan kotoran atau debu | ![]() |
6. Prosedur Pengujian
1. Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan
2. Timbang bahan yaitu agregat kasar (split), dan agregat sedang (split) sesuai dengan ketentuan.
3. Timbang masing-masing cawan kosong.
4. Bersihkan masing-masing saringan dimulai dari saringan teratas sampai kebawah dengan kuas.
5. Timbang masing-masing saringan kosong.
6. Untuk agregat kasar ayak dengan menggunakan susunan ayakan sebagai berikut : 25 mm , 19 mm , 12.5 mm , 9.5 mm , 4,75 mm , pan .Getarkan selama 15 menit menggunakan alat penggetar, kemudian agregat kasar yang berada di pan hasil penggetaran tadi di ayak lagi menggunakan saringan dengan susunan ayakan sabagai berikut ; 2.36 mm , 1.18 mm , 0.6 mm , 0.425 mm , 0.15 mm , 0.75 mm , pan. Pengayakan ini di lakukan dengan meletakan susunan ayakan pada mesin penggetar selama 15 menit.
7. Untuk agregat sedang ayak dengan menggunakan susunan ayakan sebagai berikut : 19 mm , 12.5 mm , 9.5 mm , 4,75 mm , pan .Getarkan selama 15 menit menggunakan alat penggetar, kemudian agregat sedang yang berada di pan hasil penggetaran tadi di ayak lagi menggunakan saringan dengan susunan ayakan sabagai berikut ; 2.36 mm , 1.18 mm , 0.6 mm , 0.425 mm , 0.15 mm , 0.75 mm , pan. Pengayakan ini di lakukan dengan meletakan susunan ayakan pada mesin penggetar selama 15 menit.
8. Timbang berat agregat yang tertahan di masing-masing saringan.
9. Setelah di timbang pada masing-masing saringan, campurkan seluruh agregat kasar dan seluruh agregat sedang yang tertahan tersebut dan timbang kembali untuk mengetahui data sesuai dengan penimbangan awal.
7. Hasil Pengujian dan Pengolahan Data
7.1 Hasil Pengujian
Agregat Kasar
Ukuran saringan | Berat kering kosong ( A ) | Saringan agregat tertahan ( B ) | Berat agregat tertahan C = B - A |
25 | 1163 | 1786 | 623 |
19 | 556 | 975 | 419 |
12, 5 | 604 | 896 | 292 |
9, 5 | 532 | 680 | 145 |
4, 75 | 470 | 473 | 3 |
2, 36 | 471 | 474 | 3 |
1, 18 | 449 | 451 | 2 |
0, 60 | 451 | 453 | 2 |
0, 425 | 470 | 472 | 2 |
0, 15 | 454 | 458 | 4 |
0, 075 | 416 | 417 | 1 |
pan | 286 | 290 | 4 |
Jumlah | 1500 |
Agregat Sedang
Ukuran saringan | Berat kering kosong ( A ) | Saringan agregat tertahan ( B ) | Berat agregat tertahan C = B – A |
19 | 556 | 1316 | 700 |
12, 5 | 604 | 1264 | 649 |
9, 5 | 532 | 612 | 68 |
4, 75 | 420 | 483 | 63 |
2, 36 | 471 | 474 | 3 |
1, 18 | 449 | 452 | 3 |
0, 60 | 451 | 455 | 4 |
0, 425 | 470 | 472 | 2 |
0, 15 | 454 | 456 | 2 |
0, 075 | 416 | 417 | 1 |
pan | 286 | 291 | 5 |
Jumlah | 1500 |
7.2 Pengolahan Data
Agregat Kasar
Lubang Ayakan (mm) | Agregat Tertahan | % kumulatif | ||
gram | % | Tertahan | Tembus | |
25 | 623 | 41,53 | 41,53 | 58,47 |
19 | 419 | 27,93 | 69,47 | 30,53 |
12, 5 | 292 | 19,47 | 88,93 | 11,07 |
9, 5 | 145 | 9,67 | 98,80 | 1,20 |
4, 75 | 3 | 0,20 | 99,00 | 1,00 |
2, 36 | 3 | 0,20 | 99,20 | 0,80 |
1, 18 | 2 | 0,13 | 99,33 | 0,67 |
0, 60 | 2 | 0,13 | 99,47 | 0,53 |
0, 425 | 2 | 0,13 | 99,60 | 0,40 |
0, 15 | 4 | 0,27 | 99,87 | 0,13 |
0, 075 | 1 | 0,07 | 99,93 | 0,07 |
pan | 4 | 0, 27 | 100 | 0 |
Jumlah | 1500 | 100 |
· MHB = Total % kumulatif tertahan
100
= 995, 13
100
= 9, 9513
Agregat Sedang
Lubang Ayakan (mm) | Agregat Tertahan | % kumulatif | ||
gram | % | Tertahan | Tembus | |
19 | 700 | 46,67 | 46,67 | 53,33 |
12, 5 | 649 | 43,27 | 89,93 | 10,07 |
9, 5 | 68 | 4,53 | 94,47 | 5,53 |
4, 75 | 63 | 4,20 | 98,67 | 1,33 |
2, 36 | 3 | 0,20 | 98,87 | 1,13 |
1, 18 | 3 | 0,20 | 99,07 | 0,93 |
0, 60 | 4 | 0,27 | 99,33 | 0,67 |
0, 425 | 2 | 0,13 | 99,47 | 0,53 |
0, 15 | 2 | 0,13 | 99,60 | 0,40 |
0, 075 | 1 | 0,07 | 99,67 | 0,33 |
pan | 5 | 0, 33 | 100 | 0 |
Jumlah | 1500 | 100 |
· MHB = Total % kumulatif tertahan
100
= 925, 17
100
= 9, 257
8.Kesimpulan
Dari hasil pengujian di Laboratorium dapat di simpulkan bahwa nilai dari MHB dari agregat kasar dan agregat sedang adalah :
JENIS AGREGAT | MHB |
AGREGAT KASAR | 9,9513 |
AGREGAT SEDANG | 9,257 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar