BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu besi dengan menggunakan cara yang sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu juga dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali serta memproduksi bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu. Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan yang kuat dengan menggunakan tenaga listrik.
Mengelas adalah suatu cara menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah. Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi temperaturnya untuk mencairkan bagian-bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi.
Panas untuk pengelasan dapat diperoleh antara lain dari :
a. Api yang dapat dihasilkan dari arang/pembakaran arang batu, seperti : pada proses las tempe.
b. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan benda kerja, seperti las listrik.
c. Tahan listrik yang terjadi antara dua bagian yang akan disambung seperti pada proses las titik,las tekan dan las roll.
d. Nyala api gas adalah panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan zat asam,seperti pada proses asitelin.
Baja sebagai bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur ataupun tidak, sangat banyak diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam bidang teknik sipil misalnya; kuda-kuda, tulang beton, kerangka jembatan dan masih banyak lagi.
Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda pula sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita harus membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita inginkan. Sambungan-sambungan antar baja tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pengelasan
2. Sambungan Tempa
3. Mur dan Baut
Mengingat luas dan pentingnya baja didalam pengetahuan dibidang teknik sipil maka kita mengenal istilah teknik kerja baja. Didalam teknik kerja baja ini kita mempelajari teknik-teknik tertentu yang dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan baja secara efektif dan efisien sehingga dapat menghemat baik dari segi waktu maupun biaya dengan kualitas tetap baik.
1.2 Perumusan Masalah
Pada praktek bengkel sipil semester III, pekerjaan yang dilakukan meliputi :
1.Menggunakan las listrik
2.Menggunakan las asitelin
3.Membuat benda jadi ( kerja bangku )
1.Menggunakan las listrik
2.Menggunakan las asitelin
3.Membuat benda jadi ( kerja bangku )
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :
1.Agar kita mengetahui prinsip-prinsip pekerjaan baja dengan baik.
2.Agar kita mengetahui langkah kerja yang benar dan baik dalam suatu pekerjaan sambungan.
1.Agar kita mengetahui prinsip-prinsip pekerjaan baja dengan baik.
2.Agar kita mengetahui langkah kerja yang benar dan baik dalam suatu pekerjaan sambungan.
Adapun laporan ini telah disesuaikan dengan teori yang telah dipelajari pada praktek kerja baja dan juga dari praktek yang telah dilakukan selama dua minggu.
Selain dari keterangan diatas dalam praktek pekerjaan bengkel baja ini kita harus mengetahui point-point penting dalam praktek kerja baja, antara lain :
- Tegak - Rapi - Lurus - Tepat ukuran - Datar - Siku
Untuk mencapai point-point diatas bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang tersedia atau hanya menggunakan indera penglihatan ( secara visual ).
Sebelum memulai pekerjaan baja setiap individu haruslah mempunyai keterampilan dasar dan pengelasan dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.Las listrik
a. Memperhatikan jarak antara elektroda dengan objek (benda).
b. Memperhatikan sudut busur pada saat mengelas
c. Posisi pada saat mengelas
2. Las Asitelin
a. Mengatur api yang dihasilkan
b. Memperhatikan pembakaran pada saat mengelas
3.Kerja Bangku
a. Penggunaan bahan baja
b. Pengukuran, pemotongan, pengikiran dan pembentukan harus
diperhatikan
1.Las listrik
a. Memperhatikan jarak antara elektroda dengan objek (benda).
b. Memperhatikan sudut busur pada saat mengelas
c. Posisi pada saat mengelas
2. Las Asitelin
a. Mengatur api yang dihasilkan
b. Memperhatikan pembakaran pada saat mengelas
3.Kerja Bangku
a. Penggunaan bahan baja
b. Pengukuran, pemotongan, pengikiran dan pembentukan harus
diperhatikan
1.4 Jenis Pelaksanaan
a. Las listrik
Las listik adalah suatu cara penyambungan dua logam atau lebih dengan menggunakan bahan perantara yaitu elektroda dan menggunakan arus listrik. Penggunaan elektroda berfungsi sebagai penghubung antara arus listrik dengan logam yang akan disambung. Elektroda dipanaskan hingga mencair dan berpadu dengan logam.
Dampak Merugikan
Pada proses las listrik, akan terdapat asap, cahaya dan sinar yang timbul dari proses pengelasan dan berdampak merugikan pada kesehatan adalah :
Pada proses las listrik, akan terdapat asap, cahaya dan sinar yang timbul dari proses pengelasan dan berdampak merugikan pada kesehatan adalah :
1. Sinar Infra Merah
Sinar Infra Merah tidak langsung terasa oleh mata, karena itu lebih berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar ini sama dengan pengaruh panas yang dapat menyebabkan pembengkakan pada kelopak mata dan juga menyebabkan terjangkitnya penyakit kornea serta prebiopia yang merupakan gejala awal dari penyakit rabun mata.
2. Sinar Ultra Violet
Pancaran sinar ultra violet yang terserap mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi kimia yang terjadi pada tubuh. Sinar yang terserap oleh lensa dan kornea mata pada manusia dalam jumlah besar (tertentu), maka mata akan terasa ada benda asing di dalamnya dalam waktu sekitar 6-12 jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6-24 jam dan akan hilang rasa sakitnya setelah 48 jam.
3. Cahaya Tampak
Cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa mata dan kornea ke retina mata, bila terlalu kuat cahaya yang masuk maka mata akan menjadi lelah dan kalau terlalu lama mata menjadi sakit tetapi hanya bersifat sementara.
4. Asap
Pada proses pengelasan, selain cahaya dan sinar juga terdapat asap yang berdampak pada gangguan pernapasan. Asap yang muncul dapat menimbulkan keracunan dalam tubuh. Untuk itu, pengaturan tempat pengelasan harus disesuaikan dengan arah angin yang bertiup dan hendaknya sebelum atau sesudah pengelasan baiknya mengkonsumsi susu sebagai penetralisir racun tersebut.
Untuk menjaga dan melindungi mata harus menggunakan alat bantu berupa kacamata las (topeng las) yang mampu menurunkan kekuatan cahaya tampak dan alat bantu lainnya yang mampu menghisap atau melindungi dari sinar ultra violet dan sinar infra merah.
Selain asap, cahaya dan sinar yang membahayakan tersebut juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu penyebab kecelakaan. Penyebab-penyebab kecelakaan tersebut antara lain :
1. Karena panas busur api waktu mengelas
Juru las harus melindungi diri dari timbulnya panas serta loncatan-loncatan busur api yang tidak tentu arahnya, bila kena kulit bisa mengakibatkan luka bakar dan timbulnya kebakaran pada pakaian, untuk menjaga agar terhindar dari busur api, maka juru las harus memakai pakaian las yang tahan terhadap panas, juru las harus menjaga supaya pakaian kerja bebas dari minyak.
2. Karena percikan terak
Setelah selesai dalam pengelasan perlu adanya pembersihan terak untuk mengetahui baik buruknya hasil pengelasan, sewaktu membersihkan terak, sering terjadi loncatan dari terak-terak, maka perlu memakai kacamata.
3. Karena arus listrik
Banyak sekali juru las atau pekerja lainnya mengalami kecelakaan yang diakibatkan oleh arus listrik bahkan sampai meninggal dunia. Kadang-kadang dengan kejutan listrik yang kecil, misalnya: bila orang karena terkejut lalu jatuh dari tempat yang tinggi, kemungkinan kejutan listrik disebabkan sentuhan antara juru las atau pekerja dengan elektroda atau pemegang elektroda dari mesin las yang sedang tak berbeban (tidak dipergunakan) atau karena resenggol oleh kabel penghubung yang mengalami kerusakan isolator.
Sifat Arus Listrik yang Digunakan
Pada mesin las terdapat petunjuk beberapa arus yang perlu diperhatikan dalam penggunaan, sehingga juru las dapat berhati-hati memakainya karena tiap arus listrik memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu :
a.Arus I MA
Hanya menimbulkan kejutan yang kecil dan tidak membahayakan.
b.Arus 5 MA
Akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan menimbulkan rasa sakit
c. Arus 10 MA
Akan menyebabkan rasa sakit yang hebat.
d. Arus 20 MA
Akan terjadi suatu kejutan/lemas pada otot sehingga orang yang kena tidak dapat melepaskan dirinya tanpa bantuan orang lain.
e. Arus 50 MA
Sudah sangat berbahaya.
f. Arus 100 MA
Mengakibatkan kematian.
Hanya menimbulkan kejutan yang kecil dan tidak membahayakan.
b.Arus 5 MA
Akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan menimbulkan rasa sakit
c. Arus 10 MA
Akan menyebabkan rasa sakit yang hebat.
d. Arus 20 MA
Akan terjadi suatu kejutan/lemas pada otot sehingga orang yang kena tidak dapat melepaskan dirinya tanpa bantuan orang lain.
e. Arus 50 MA
Sudah sangat berbahaya.
f. Arus 100 MA
Mengakibatkan kematian.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka yang harus dilakukan adalah :
1. Harus menggunakan sarung tangan dan sepatu yang berisolasi dan memakai pakaian kerja (baju las/apron) serta bila badan kita berkeringat kita harus berhenti dulu dan mengeringkan terlebih dahulu untuk menghindari adanya hubungan langsung kebadan
2. Harus menggunakan kabel dan gagang yang sempurna elastis dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap panas
3. Elektroda harus diletakkan pada tempat yang berisolator dan digantung apabila tidak dipakai
4. Penggantian elektroda harus dilakukan dengan hati-hati
5. Dalam keadaan istirahat mesin las harus dimatikan
6. Hindari mesin las dari udara/lokasi yang basah dan gunakanlah kabel penghubung dengan ukuran yang sesuai
7. Gunakanlah alat bantu yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya
2. Harus menggunakan kabel dan gagang yang sempurna elastis dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap panas
3. Elektroda harus diletakkan pada tempat yang berisolator dan digantung apabila tidak dipakai
4. Penggantian elektroda harus dilakukan dengan hati-hati
5. Dalam keadaan istirahat mesin las harus dimatikan
6. Hindari mesin las dari udara/lokasi yang basah dan gunakanlah kabel penghubung dengan ukuran yang sesuai
7. Gunakanlah alat bantu yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :
1.Tempatkan mesin las jauh dari udara yang basah atau dari genangan/ percikan
air
2. Gunakan ketel penghubung dengan ukuran yang sesuai
3. Tempatkan alat bantu yang sesuai dengan kegunaannya
air
2. Gunakan ketel penghubung dengan ukuran yang sesuai
3. Tempatkan alat bantu yang sesuai dengan kegunaannya
Mesin las AC
Mesin las arus bolak-balik (AC) “Alternating Current” memperoleh busur nyala dari transformator, dimana arus jaring-jaring listrik dirubah menjadi arus bolak-balik oleh transformator.
Keuntungan dari Mesin Las AC :
kuat1. Murah pada pembelian
2. Efisiensi yang tinggi kira-kira 80% - 90%
3. Kebisingan rendah
4. Busur listrik berdaya tiup kurang
2. Efisiensi yang tinggi kira-kira 80% - 90%
3. Kebisingan rendah
4. Busur listrik berdaya tiup kurang
Kerugian dari Mesin Las AC :
1. Hampir tidak mungkin untuk mengelas dengan elektroda berselaput masa
murni
2. Busur listrik tidak tenang
3. Faktor tenaga kecil
4. Tidak bisa digunakan untuk mengelas semua jenis logam
murni
2. Busur listrik tidak tenang
3. Faktor tenaga kecil
4. Tidak bisa digunakan untuk mengelas semua jenis logam
Mesin las DC
Mesin arus searah (DC) “Direct Current” memperoleh busur nyala dari arus listrik yang diperoleh dari dinamo las arus searah. Pemasangan kabel-kabel las pada mesin las arus searah (DC) dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Pengutuban langsung
2. Pengutuban terbalik
3. Pengutuban ganda
2. Pengutuban terbalik
3. Pengutuban ganda
Pengutuban langsung (DC-) : Yang mana kabel elektroda dipasang pada kutub negatif dan kabel masa pada kutub positif, maka panas yang diberikan oleh mesin las akan lebih panas benda kerja dibandingkan dengan elektroda.
Pengutuban terbalik (DC+) : Yang mana kabel elektroda dipasang pada kutub positif dan kabel masa dipasang pada kutub negatif, maka panas yang diberikan oleh mesin las akan lebih panas elektroda dibandingkan dengan benda kerja.
Keuntungan dari mesin las DC :
1. Seluruh jenis elektroda dapat digunakan
2. Seluruh jenis logam dapat dilas
3. Dapat digunakan untuk plat-plat
4. Mempunyai nyala busur yang stabil
5. Bahaya kecelakaan kecil
2. Seluruh jenis logam dapat dilas
3. Dapat digunakan untuk plat-plat
4. Mempunyai nyala busur yang stabil
5. Bahaya kecelakaan kecil
Kerugian dari mesin las DC :
1. Mahal dalam pembelian
2. Efisiensi kecil kira-kira 50 - 55%
3. Pemakaian arus tinggi
4. Banyak membuat kebisingan
5. Busur listrik berdaya tiup lebih kuat.
2. Efisiensi kecil kira-kira 50 - 55%
3. Pemakaian arus tinggi
4. Banyak membuat kebisingan
5. Busur listrik berdaya tiup lebih kuat.
b. Las Asitelin (karbit)
Las Asitelin adalah suatu jenis penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan panas dari gas oksigen dan gas asitelin. Penggabungan antara kedua gas tersebut dapat menghasilkan panas hingga mencapai 1300*C dan dapat mencairkan besi yang akan disambung.
Oksigen
Proses pembuatan oksigen didapatkan dengan cara :
1. Proses elektrolisa air, dimana Hidrogen dan Oksigen diperoleh dari air. Pemisahan Hidrogen untuk mendapatkan Oksigen diproses secara elektrolisa listrik.
2. Proses pendinginan udara, cara pemisahan oksigen dan gas-gas lain, didinginkan menjadi suatu zat cair. Zat cair tadi dipanaskan hingga mendapat oksigen. Zat yang titik didih rendah akan terpisah lebih dahulu. (titik penguapan oksigen 182* C)
Proses pembuatan oksigen didapatkan dengan cara :
1. Proses elektrolisa air, dimana Hidrogen dan Oksigen diperoleh dari air. Pemisahan Hidrogen untuk mendapatkan Oksigen diproses secara elektrolisa listrik.
2. Proses pendinginan udara, cara pemisahan oksigen dan gas-gas lain, didinginkan menjadi suatu zat cair. Zat cair tadi dipanaskan hingga mendapat oksigen. Zat yang titik didih rendah akan terpisah lebih dahulu. (titik penguapan oksigen 182* C)
Sifat Oksigen :
1. Tidak berbau
2. Tidak berwarna
3. Tidak sensitif terhadap api
1. Tidak berbau
2. Tidak berwarna
3. Tidak sensitif terhadap api
Kegunaan Oksigen :
1. Untuk pernapasan
2. Digunakan untuk pembakaran
3. Untuk pengelasan yang dicampur dengan gas asetilen
4. Untuk operasi pemotongan logam
5. Heat reat ment
1. Untuk pernapasan
2. Digunakan untuk pembakaran
3. Untuk pengelasan yang dicampur dengan gas asetilen
4. Untuk operasi pemotongan logam
5. Heat reat ment
Perawatan :
1. Tabung-tabung oksigen harus dibawa hati-hati
2. Dinding tabung harus bebas dari oli dan minyak-minyak lain
3. Disimpan ditempat yang teduh
1. Tabung-tabung oksigen harus dibawa hati-hati
2. Dinding tabung harus bebas dari oli dan minyak-minyak lain
3. Disimpan ditempat yang teduh
Asitelin
Proses pembuatan asitelin dengan cara ;
Proses kimia dengan reaksi sebagai berikut:
CaC2 + 2H2O --------------- C2H2 + Ca(OH)2 + Panas
CaC2 = Kalsium Karbida
H2O = Air
C2H2 = Gas karbit
Ca(OH) = Kapur
Proses kimia dengan reaksi sebagai berikut:
CaC2 + 2H2O --------------- C2H2 + Ca(OH)2 + Panas
CaC2 = Kalsium Karbida
H2O = Air
C2H2 = Gas karbit
Ca(OH) = Kapur
1. Proses pembentukan asitelin :
a.Tersedia dalam tabung
b.Diproses dari pabrik/perusahaan
c.Siap untuk dipakai
a.Tersedia dalam tabung
b.Diproses dari pabrik/perusahaan
c.Siap untuk dipakai
2. Proses dalam generator
Ada tiga macam sistem kerja generator :
a.Generator sistem tetes
b.Generator sistem celup
c.Generator sistem umpar
Ada tiga macam sistem kerja generator :
a.Generator sistem tetes
b.Generator sistem celup
c.Generator sistem umpar
Sifat-sifat Asitelin :
1. Berbau
2. Berwarna
3. Sensitif terhadap api
1. Berbau
2. Berwarna
3. Sensitif terhadap api
Nyala Api Asitelin Terbagi dalam 3 Penyalaan :
1. Nyala oksidasi
2. Nyala karburasi
3. Nyala netral
1. Nyala oksidasi
2. Nyala karburasi
3. Nyala netral
Nyala oksidasi
Ialah nyala yang terlalu banyak oksigen, yamg mempunyai tanda :
1. Inti nyala lebih kecil
2. Ujung inti nyala runcing
3. Suaranya berdesis
1. Inti nyala lebih kecil
2. Ujung inti nyala runcing
3. Suaranya berdesis
Nyala oksidasi ini berguna untuk mengelas logam lunak (tembaga, aluminium, kuningan) dan untuk memotong logam.
Gambar. Nyala api oksidasi
Nyala karburasi
Ialah nyala yang terlalu banyak asitelin, yang mempunyai tanda :
1. Inti nyala tumpul dan panjang
2. Kerucut api besar
3. Mempunyai nyala ekor
1. Inti nyala tumpul dan panjang
2. Kerucut api besar
3. Mempunyai nyala ekor
Nyala karburasi ini berguna untuk mengeraskan permukaan logam, untuk mengelas logam putih dan untuk membrasing.
Gambar. Nyala api karburasi
Nyala Netral
Ialah nyala yang mempunyai perbandingan antara asitelin dan oksigen, yang mempunyai tanda :
1. Inti nyala pendek dan tumpul
2. Tidak terlalu berdesis
1. Inti nyala pendek dan tumpul
2. Tidak terlalu berdesis
Nyala netral berguna untuk mengelas baja dan besi tuang serta pengelasan biasa.
Gambar. Nyala api netral
Bagian Las Asitelin
Secara garis besar, las asetilin terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Botol/tabung asitelin
Botol asitelin terdiri dari botol yang terbuat dari bahan baja yang mempunyai bentuk pendek kegemuk-gemukan. Botol ini biasanya berwarna merah, putih dan kuning, tetapi yang umumnya adalah berwarna merah.
Pada bagian dasar atau bawah dari botol dibuat sumbat pengaman, maksudnya adalah untuk menjaga keselamatan dari tabung ini, apabila terjadi sesuatu, tidak meledak berkeping-keping. Botol ini harus tahan terhadap tekanan 15 Kg/cm2.
2. Botol/tabung zat asam (oksigen)
Botol zat asam terbuat dari bahan yang sama seperti botol asitelin, dan mempunyai bentuk ramping dan agak sedikit tinggi.Botol zat asam ini biasanya berwarna biru dan harus tahan terhadap tekanan 150 Kg/cm2.
Nama bagian las asitelin secara garis besar :
1. Tabung asetilin
2. Tabung zat asam
3. Slang karet asetilin
4. Slang karet zat asam
5. Regulator asetilin
6. Regulator zat asam
7. Blander
8. Tip
1. Tabung asetilin
2. Tabung zat asam
3. Slang karet asetilin
4. Slang karet zat asam
5. Regulator asetilin
6. Regulator zat asam
7. Blander
8. Tip
3. Slang karet
Slang karet untuk asetilin biasanya berwarna merah, slang karet untuk zat asam biasanya berwarna biru. Slang karet ini sifatnya harus kuat tetapi lemas, tidak kaku dan harus tahan terhadap tekanan gas kurang lebih 10 Kg/cm2.Diameter slang karet ini yang umum untuk digunakan adalah lubang dalamnya 5mm, 6mm, dan 7.5mm
4. Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan kerja yang konstan walaupun tekanan isi dalam botol selalu berubah-ubah. Perbedaan regulator asetilin dan zat asam adalah untuk regulator asitelin berwarna merah sedangkan untuk regulator zat asam berwarna biru.
5. Blander
Blander adalah suatu tempat untuk menyampur gas asitelin dan zat asam serta mengatur keluarnya gas untuk pembakar.
Blander adalah suatu tempat untuk menyampur gas asitelin dan zat asam serta mengatur keluarnya gas untuk pembakar.
6. Tip
Tip adalah ujung pembakar las. Tip ini biasanya dari bahan tembaga.
1.5 Teknis Pelaksanaan
1.Las listrik
Langkah-langkah pekerjaan mengelas pada las listrik adalah:
- Mendekatkan ujung elektroda ketempat yang akan dilas sampai jarak ± 2,6 cm.
-Memegang topeng pelindung dengan tangan kiri untuk menutup muka dan melindungi mata dari sinar yang timbul dari proses pengelasan.
-Sikap yang paling baik ialah jika elektroda membuat sudut ± 70° dengan bidang datar supaya:
-Permukaan cairan logam dan terak dapat dengan mudah dilihat dengan mata sehingga mudah menentukan panjangnya busur nyala.
-Dengan mudah dapat diawasi, agar terak tidak tertutup oleh tetesan cairan logam elektroda yang dapat mengurangi mutu dari hasil pengelasan.
-Menghasilkan rigi-rigi las yang berbentuk bagus, karena busur nyala mendorong dan menyusun lelehan logam kearah bagian yang telah membeku.
Gerakan pada pengelasan yaitu:
Gerakan pada pengelasan yaitu :
1. Gerakan lurus
2. Gerakan melingkar
3. Gerakan trapesium
4. Gerakan zig-zag
Menyalakan busur nyala
Menyalakan busur nyala adalah langkah pertama yang dilakukan sewaktu mulai mengelas. Cara menyalakan busur nyala ini ada 2 macam, yaitu :
1. Cara sentakan 2. Cara goresan
b. Las asitelin
Cara menyalakan las asitelin :
1. Membuka katup oksigen dan asitelin sedikit saja kira-kira ½ s/d ¼ putaran.
2. Mengatur tekanan yang diinginkan sesuai dengan tip yang dipakai.
3. Membuka sedikit katup asitelin pada blander dan tutup katup oksigen pada blander.
4. Nyalakan korek api pada pada ujung tip.
5. Mengatur katup asitelin dan oksigen sesuia dengan nyala dan kebutuhan kita.
Cara mematikan las asitelin :
1. Menutup katup okigen pada blander.
2. Menutup katup asitelin pada blander.
3. Menutup katup pada tabung oksigen.
4. Menutup katup pada tabung asitelin.
5. Membuka katup oksigen dan asitelin pada blander untuk membuang sisa gas yang ada pada selang dan menunggu sampai manometer menunjukkan angka nol.
6. Mengencangkan regulator, jika tekanan manometer naik kembali berarti tabung belum tertutup rapat.
7. Menutup semua katup jika telah selesai.
8. Mengencangkan kembali katup pada tabung jika regulator tekanan naik lagi.
Cara pengelasan dengan las asitelin :
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Merapatkan benda kerja yang akan kita sambung.
3. Mengenakan kacamata las asitelin (Ray Band 20%).
4. Mengunci ujung-ujung pertemuan benda kerja yang akan kita sambung dengan sedikit las an saja.
5. Jika benda kerja yang akan disambung memiliki jaluran las yang cukup panjang dan plat tersebut tipis, maka sebaiknya dilakukan pengelasan dipertengahan jalur yang akan dilas, untuk menghindari plat melengkung pada saat di las.
6. Mencairkan logam dipertemuan sisi yang akan disambungkan, dengan posisi tip membentuk sudut :
v 60 s/d 700 untuk pengelasan dari kiri ke kanan
v 45 s/d 600 untuk pengelasan dari kanan ke kiri
7. Mendorong-dorongkan logam yang sudah mmencair tersebut disepanjang jalur pertemuan logam yang akan disambung.
8. Memperhatikan jangan sampai benda kerja berlubang disebabkan posisi tip terlalu tegak dasn lambat digerakkan.
9. Jika memakai bahan tambah, bahan tambah tersebut dalam keadaan cair pada saat bercampur sehingga kita dapat memperoleh hasil las yang baik.
TABEL PEMBAKAR LAS/TIP
Nomor | Tebal plat dalam mm | Tekanan campur dalam bar |
1 | 0,5 –1 | 2,5 |
2 | 1 – 2 | 2,5 |
3 | 2 – 4 | 2,5 |
4 | 4 – 6 | 2,5 |
5 | 6 – 9 | 2,5 |
6 | 9 – 14 | 2,5 |
7 | 14 – 20 | 2,5 |
8 | 20 – 30 | 2,5 |
c. Bentuk-bentuk Sambungan
Pada prinsipnya bentuk sambungan dalam pengelasan terdiri dari 5 macam sambungan.
Bentuk – bentuk Sambungan :
1. Sambungan tumpu (Butt joint)
2. Sambungan berimpit (Lap joint)
3. Sambungan sudut (Corner joint)
4. Sambungan T (T-joint)
5. Sambungan tepi (Edge joint)
Kampuh Pengelasan Tumpu ( Bult Joint)
a. Kampuh I
- Kampuh I tertutup. Digunakan untuk plat-plat tipis
- Kampuh I terbuka. Digunakan untuk plat-plat yang agak
tipis
tipis
b. Kampuh V
Sambungan kampuh V dipergunakan untuk menyambungan logam/plat yang tebal antara 6mm-15mm, dimana sambungan ini terdiri dari kampuh terbuka dan tertutup.
c. Kampuh X
Kampuh ini disebut juga kampuh berganda kampu V, dipakai untuk tebal plat 12mm-45mm. Kampuh ini ada yang simetris dan ada yang tidak simetris.
1. Kampuh X simetris. Sering dipakai pada posisi pengelasan dibawah tangan dan vertikal.
2. Kampuh X tidak simetris. Banyak dipakai pada posisi diatas kepala (over head)
d. Kampuh ½ X
Kampuh ½ X disebut juga kampuh X, dipakai untuk tebal plat 12mm - 40mm, karena sukar pada pengelasan, sering dilas dengan dua pekerjaan las.
e. Kampuh U
Kampuh U dipakai untuk sambungan yang menerima beban berat untuk plat tebalnya diatas 20mm, kampuh ini mempunyai kampuh berbentuk U dan ½ U.
Sambungan Kampuh Berimpit (Lap Joint )
Kampuh berimpit dilas pada kedua ujungnya,dapat dilas :
1. Sekali jalan untuk tebal plat 3mm-6mm
2. Dua kali jalan untuk tebal plat lebih dari 6mm
Sambungan Sudut (Corner Joint)
Kampuh ini banyak digunakan pada sambungan bak tangki dan sebagainya. Pengelasan sekali jalan dan dua kali jalan.
Sambungan T (T-Joint)
Penyambungan dengan kampuh T dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
(a) Sambungan las tanpa sudut, yang digunakan untuk menyambung plat/logam konstruksi, yang dipakai untuk beban-beban statis atau beban-beban yang rendah.
(b) Sambungan bersudut tunggal, untuk plat yang tebalnya 10mm - 20mm.
(c) Sambungan bersudut ganda, untuk plat yang tebalnya 20mm.
Catatan :
Pengelasan yang paling baik adalah berdasarkan pengalaman yang mana pengalaman ini harus ditunjang dengan pengetahuan tentang pengelasan. Pengelasan yang sudah lancar ini harus banyak mengelas sebab apabila kita tinggalkan skil yang sudah matang bisa kaku lagi dan gerakan akan tidak lancar.
BAB II
BAHAN DAN ALAT
2.1 Bahan
Selain dari dasar-dasar teori diatas bahan-bahan dan alat-alat dalam penguasaannya harus sesuai dengan kegunaan dan teknik pemakaian yang benar.
Untuk pekerjaan praktek kerja baja, bahan yang dipakai ialah elektroda (dalam las listrik) yang bersifat mengandung logam.
Bahan yang dipakai : Elektroda atau kawat las
Elektroda
Elektroda digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pengelasan. Elektroda las tersebut dibuat dari macam-macam logam seperti baja, besi tuang, stainles steel, aluminium, dan sebagainya tergantung dari tujuan dan komposisinya dari logam yang akan dilas. Elektroda yang akan dipakai seharusnya mampu memenuhi persyaratan :
1. Mampu untuk pengelasan semua posisi
2. Praktis membentuk kampuh las
3. Terak mudah dibuang / dibersihkan
4. Titik lebur yang tinggi
5. Sifat-sifat mekanik yang tinggi pada kampuh las
Catatan : sifat mekanik disini adalah kekuatan tarik, kekerasan mulur, kekerasan ketahanan pukul tarik dan sebagainya.
Macam-macam elektroda :
1. Elektroda berbalut
2. Elektroda tak berbalut
Elektroda berbalut dapat dipakai pada mesin AC dan DC untuk mengelas pekerjaan berkwalitet tinggi. Balutan elektroda dinamakan lapisan fluksi. Pelapisan pada kawat ini dapat dengan cara destrusi, semprot atau celup. Ukura standar diameter kawat ini dari 1,5 mm - 8 mm dengan panjang antara 350 - 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda, misalnya Selulosa, Kalsium Karbonat ( Ca CO3), Natrium Dioksida (rutil), Kaolin, Kalium Oksida, Mangan, Oksida besi, Serbuk besi, Besi Silikon, Besi Mangan dan sebagainya. Tebal selaput elektroda berkisar antara 10% - 50% dari diameter elektroda pada proses pengelasan selaput elektroda (fluk) ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar, karena udara luar yang mengandung O2 dan N akan mempengaruhi sifat mekanik dari logam las, cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
Tabel Penggunaan Elektroda
Tebal bahan (mm) | Diameter elektroda (mm) | Kekuatan arus (A) |
1 | 1,5 | 20 – 35 |
1 - 1,5 | 2 | 35 - 60 |
1,5 - 2,5 | 2,6 | 60 – 100 |
2,5 – 4 | 3,25 | 90 - 150 |
4 – 6 | 4 | 120 - 180 |
6 - 10 | 5 | 150 – 220 |
10 - 16 | 6 | 200 – 300 |
diatas 16 | 8 | 280 – 400 |
Kuat arus yang dapat menentukan jumlah panasnya tergantung dari :
1. Tebal bahan
2. Diameter (f) Elektroda
3. Jenis elektroda (biasa, mild steel, Low Hydrogen)
4. Bentuk dari kampuhnya
5. Posisi pengelasannya
Elektroda baja lunak dan baja panduan rendah untuk las busur listrik menurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E xxxx yang artinya sebagai berikut :
E : menyatakan elektroda
Xx : (dua angka sesudah E menyatakan kekuatan tarik . deposit las dalam ribuan Lb / in2 ----Tabel 3)
x : (Angka ketiga) menyatakan posisi pengelasan
Angka 1 untuk pengelasan segala posisi
Angka 2 untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan
X : (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan (Tabel 4)
Tabel 3. Kekuatan Tarik Menurut AWS
Klasifikasi | Kekuatan Tarik | | |
| Lb / in2 (PSI) | Kg / mm2 | |
E 60 xx | 60.000 | 42 | |
E 70 xx | 70.000 | 49 | |
E 80 xx | 80.000 | 56 | |
E 90 xx | 90.000 | 63 | |
E 100 xx | 100.000 | 70 | |
E 110 xx | 110.000 | 77 | |
E 120 xx | 120.000 | 84 | |
ELEKTRODA
Tabel 4. Jenis Selaput dan Pemakaian Arus
Angka keempat | Jenis Selaput | Pemakaian Arus |
0 | Selulosa – Natrium | DC + |
1 | Selulosa – Kalium | DC, DC + |
2 | Rutil – Natrium | AC, DC - |
3 | Rutil – Kalium | AC, DC ± |
4 | Rutil - Serbuk Besi | AC, DC ± |
5 | Kalium-Hidrogen rendah | AC, DC ± |
6 | Kalium - Hidrogen rendah | AC, DC ± |
7 | Serbuk Besi - Oksidasi Besi | AC, DC ± |
8 | Serbuk Besi - Hidrogen rendah | |
Kuat arus : - Pada kuat arus yang rendah
- Pada kuat arus yang tinggi
Pada kuat arus yang rendah :
1. Bahan lasnya cepat membeku
2. Busur nyala apinya sukar dipertahankan
3. Dalam pembakarannya sedikit ( perembusan sedikit)
4. Pencairan bahan lasnya kurang baik
5. Rigi lasnya akan terletak diatas platnya
Pada kekuatan arus yang tinggi :
1. Bahan lasnya encer
2. Elektroda cepat meleleh
3. Terjadi banyak percikan
4. Pembakarannya dalam (penembusannya dalam)
5. Bahan lasnya menyebak agak lebar
6. Bagian terakhir elektrodanya pijar
Pengaruh panjang busur pada hasil las : - Panjang busur (L)
- Diameter (D)
Dalam pengelasan untuk dimeter elektroda (D) harus sama dengan jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ± (L)
Bila panjang busur tepat L = D, maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik. Hasilnya :
1. Rigi-rigi las halus dan baik
2. Tembusan las yang baik
3. Perpaduan dengan bahan dasar baik
4. Percikan teraknya halus
2.2 Alat
Dalam pengelasan, alat-alat yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu :
- Alat utama (mesin las)
- Alat bantu
1. Mesin Las
Untuk penggunaan mesin berdasarkan arus yang keluar dari mesin las, maka mesin las dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Mesin las arus bolak-balik (AC)
2. Mesin las arus searah (DC)
3. Mesin las arus ganda (AC/DC)
Mesin Las DC Mesin Las AC
Selain dari mesin las, alat bantu yang sangat berperan dalam melakukan pekerjaan pengelasan ialah sebagai berikut :
Alat bantu las listrik :
1. Kabel : - Kabel Elektroda
- Kabel Massa
- Kabel Tenaga
2. Pemegang Elektroda
3. Palu Terak
4. Sikat Kawat
5. Klem Massa
6. Semitan
7. Topeng Las
8. Baju Las / Apron
9. Sarung Tangan
10, Tang
11.Kiki
13.Kaca Mata Las
15. Pencetak Nama
BAB III
URAIAN KERJA
JOB : I ( Satu )
JUDUL : Melobangi Plat Siku dengan Mata Bor
INSTRUKTUR : Akhmad Mirza, ST
Tujuan :
1. Mahasiswa diharapkan dapat membuat plat dowel sesuai dengan Instruksi dari Instruktur.
2. Mahasiswa dapat menggunakan dan mengoperasikan Bor baja dan peralatan lainnya dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya
Instruksi Umum :
1. Sikukan Plat Sesuai Ukuran 150 x 100 mm
2. Gunakan Mesin SesuaiInstruksi Dari Pembimbing
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
1. Plat baja tebal 5 mm, ukuran 100 x 50 mm satu Buah
Peralatan yang digunakan :
1. Kikir 5. Palu
2. Mistar Baja 6. Penitik
3. Penggores Baja 7. Pencetak Nama
4. Gergaji Besi 8. Mesin Bor
Langkah Kerja :
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
2. Lukis plat sesuai dengan gambar kerja
3. Potong plat baja sesuai dengan gambar rencana
4. Rapikan sisi-sisi plat dengan kikir untuk menghilangkan bram-bram agar tidak membahayakan
5. Usahakan bagian sisi - sisi plat berbentuk siku lalu buatlah tanda atau titik tempat yang akan dilobangi atau di bor dengan jarak dan jumlah yang telah ditetukan ø 12, ø 10, ø 8, ø 6, ø 4
6. Setelah titik ditentukan atur posisi plat kemudian jepit dengan penjepit yang telah disediakan agar mudah untuk melakukan pengeboran dan mendapatkan hasil yang memuaskan
7. saat melakukan pengeboran pastikan plat terjepit, turunkan mata bor secara perlahan, serta sesekali berikan oli atau pendingin pada mata bor agar tidak timbul percikan api
8. Untuk melakukan penukaran mata bor diharapkan mesin dalam keadaan mati, pemasangan mata bor benar benar kuat agar mata bor tidak lepas saat sedang digunakan
9. Setelah selesai bersihkan plat agar hasil yang didapat sesuai dengan yang diinginkan
10. Tanyakan kepada instruktuk bila mengalami masalah dalam penggunaan alat atau ada yang tidak mengerti dalam penggunaan atat bor
11. Periksa dan teliti lagi pekerjaan yang telah dilakukan sebelum diperiksa oleh instruktur
12. Setelah semua selesai bersihkan atau rapikan kembali tempat dan alat yang talah digunakan.
Gambar Kerja : 100mm
50mm 150mm
JOB : II ( Dua )
JUDUL : Membuat rigi – rigi las dengan Las Listrik
INSTRUKTUR : Akhmad Mirza, ST
Tujuan :
1.Mahasiswa diharapkan dapat membuat rigi-rigi las secara lurus, baik dan benar
2.Mahasiswa dapat menggunakan dan mengoperasikan las listrik dan peralatan lainnya dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya
Instruksi Umum :
1.Teknik perletakan elektroda harus benar
2.Setiap baris hasil las harus dicek kelurusannya
3.Jarak antar baris las diatur agar menghasilkan hasil yang rapi
4.Penempatan alat dan bahan
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
1.Plat baja tebal 5 mm, ukuran 150 x 50 mm
2.Elektroda 26 mm
Peralatan yang digunakan :
1.Ragum meja 7. Mistar baja
2.Penggores baja 8. Kikir
3.Palu terak 9. Gergaji besi
4.Sikat kawat 10. Siku-siku
5.Apron 11. Topeng las
6.Mesin las listrik dan perlengkapannya 12. Sarung tangan kulit
Langkah Kerja :
1.Siapkan peralatan dan bahan serta perlengkapan keselamatan yang akan dipakai
2.Lukis plat sesuai dengan gambar kerja
3.Potong plat sesuai dengan gambar rencana
4.Rapikan sisi-sisi plat dengan kikir untuk menghilangkan bram-bram agar tidak
membahayakan
membahayakan
5.Dengarkan Instruktur dalam menjelaskan cara pengguaan las listik, tanyakan bila
ada yang tidak dimengerti
ada yang tidak dimengerti
6.Bila sudah siap lakukan pengelasan dari arah kiri ke kanan dimulai dari baris
pertama dengan sudut kemiringan * 70* pada sisi kiri dan kanan tetap 90*, serta
jarak elektroda ke plat sama dengan elektroda
pertama dengan sudut kemiringan * 70* pada sisi kiri dan kanan tetap 90*, serta
jarak elektroda ke plat sama dengan elektroda
7.Lakukan pengelasan baris berikutnya seperti pada baris pertama yaitu pada baris
terakhir untuk menghindari pembengkokkan sampai selesai
terakhir untuk menghindari pembengkokkan sampai selesai
8.Setelah pengelasan selesai, lakukan pembersihan terak dengan menggunakan palu
terak dan sikat kawat
terak dan sikat kawat
9.Apabila akan melakukan pengelasan tetapi apinya terputus, maka terak harus
dibersihkan terlebih dahulu agar rigi-rigi las dapat menyatu.
dibersihkan terlebih dahulu agar rigi-rigi las dapat menyatu.
GAMBAR KERJA
JOB : III (Tiga)
JUDUL : Membuat Sambungan Tumpu ( butt weld )
INSTRUKTUR : Akhmad Mirza, ST
Tujuan :
1.Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan butt weld menggunakan las listrik.
2.Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti cara menggunakan mesin las listrik dengan baik dan benar.
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
1.Pelat ( 5 x 100 x 40 ) mm
2.Batang elektroda
Peralatan Yang Digunakan :
1.Ragum meja 8. Mistar baja
2.Penggores baja 9. Kikir
3.Palu terak 10. Gergaji besi
4.Sikat kawat 11. Siku-siku
5.Apron 12. Topeng las
6.Mesin las listrik dan perlengkapannya 13. Tang
7.Sarung tangan kulit
Langkah Kerja :
Las Butt weld
1.Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan
2.Mulailah memotong plat baja dengan ukuran 40 x 100 mm sebanyak 2 ( dua ) buah
3.Kikir salah satu sisi hingga rata
4.Rapatkan plat tersebut hingga berjarak Ø Elektroda
5.Mengelas plat tersebut bolak-balik dengan menggunakan las listrik
6.Mengunci kedua ujung benda kerja dengan las titik agar memudahkan pengelasan.
7.Memulai pengelasan dari ujung plat secara menerus
8.Apabila akan melakukan pengelasan tetapi apinya terputus, maka terak harus dibersihkan terlebih dahulu agar rigi-rigi las dapat menyatu
9.Bersihkan kerak hasil pengelasan dengan palu kerak agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
GAMBAR KERJA
JOB : IV (Empat) JUDUL : Menyambung Tegak Lurus Plat
INSTRUKTUR : Akhmad Mirza, ST
Tujuan :
1.Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan butt weld menggunakan las listrik.
2.Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti cara menggunakan mesin las listrik dengan baik dan benar.
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
1.Pelat ( 5 x 100 x 50 ) mm
2.Batang elektroda
Peralatan Yang Digunakan :
1.Ragum meja 8. Mistar baja
2.Penggores baja 9. Kikir
3.Palu terak 10. Gergaji besi
4.Sikat kawat 11. Siku-siku
5.Apron 12. Topeng las
6.Mesin las listrik dan perlengkapannya 13. Tang
7.Sarung tangan kulit
Langkah Kerja :
Las Kampuh I
1.Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan
2.Mulailah memotong plat baja dengan ukuran 50 x 100 mm sebanyak 2 ( dua ) buah
3.Kikir salah satu sisi hingga rata
4.Rapatkan plat tersebut hingga berbentuk tanda (+)
5.Mengelas plat tersebut dengan menggunakan las listrik
6.Mengunci kedua ujung benda kerja dengan las titik agar memudahkan pengelasan.
7.Memulai pengelasan dari ujung sudut plat secara menerus
8.Apabila akan melakukan pengelasan tetapi apinya terputus, maka terak harus dibersihkan terlebih dahulu agar rigi-rigi las dapat menyatu
9.Bersihkan kerak hasil pengelasan dengan palu kerak agar mendapatkan hasil yang diinginkan
GAMBAR KERJA :
JOB : V ( Lima )
JUDUL : Rapid Clam
INSTRUKTUR : Drs. Revias & Akhmad Mirza, ST
Tujuan :
1. Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan menggunakan las Asitelin.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti cara menggunakan mesin las Asitelin dengan baik dan benar.
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
· Plat Baja Tebal 3 mm dengan ukuran 5x5cm
· Pipa Baja Diameter 20mm dengan panjang 10cm
· Mur Baut Diameter 10mm
· Tulangan Baja dengan panjang 6cm
Peralatan yang digunakan :
1. Ragum meja
2. alat pembuat ulir
3. Gergaji besi
4. Mistar baja
5. Siku – siku
6. Mesin bor
7. Grinda
8. Tap
9. Sney
1. Langkah Kerja :
1. Siapkan peralatan dan bahan serta perlengkapan keselamatan yang akan dipakai.
2. Potong plat sesuai ukran,yaitu 5×5cm
3. Setelah pas ukurannya,bolongi pada titik tengah plat dengan mata bor ǿ 12
4. Potong besi berdiameter 6mm buat sepanjang 6 cm,
5. Potong Pipa Baja Sepanjang 10 cm
6. Buat Lubang pada plat dan pipa baja dengan menggunakan Bor yang masing-masing berdiameter 12mm dan 10,5mm
7. Las mur pada pipa baja, Lubang mur tepat berada diatas lubang pipa agar bautnya dapat dimasukkan
8. Las salah satu ujung pipa dengan plat . lubang pada plat harus tepat berada di atas lubang pada besi.
9. Las potongan besi tulangan baja dengan mur . yang nantinya tulangan baja ini akan berfungsi sabagai gagang pada mur.
10. Rendam semua bahan yang telah dilas untuk mendinginkan.
11. Susun semua bahan yang telah di las.
:
JOB : VI (Enam)
JUDUL : Membuat Sambungan Tumpu ( butt weld )
INSTRUKTUR : Akhmad Mirza , ST
Tujuan :
1.Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan butt weld menggunakan las listrik.
2.Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti cara menggunakan mesin las listrik dengan baik dan benar.
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
1.Pelat ( 5 x 100 x 150 ) mm
2.Batang elektroda
Peralatan Yang Digunakan :
1.Ragum meja 8. Mistar baja
2.Penggores baja 9. Kikir
3.Palu terak 10. Gergaji besi
4.Sikat kawat 11. Siku-siku
5.Apron 12. Topeng las
6.Mesin las listrik dan perlengkapannya 13. Tang
7.Sarung tangan kulit
Langkah Kerja :
Las Butt weld
1.Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan
2.Mulailah memotong plat baja dengan ukuran 37.5 x 100 mm sebanyak 2 ( dua ) buah
3.Kikir salah satu sisi hingga rata
4.Rapatkan plat tersebut hingga berjarak Ø Elektroda
5.Mengelas plat tersebut dengan menggunakan las listrik
6.Mengunci kedua ujung benda kerja dengan las titik agar memudahkan pengelasan.
7.Memulai pengelasan dari ujung plat secara menerus
8.Apabila akan melakukan pengelasan tetapi apinya terputus, maka terak harus dibersihkan terlebih dahulu agar rigi-rigi las dapat menyatu
9.Bersihkan kerak hasil pengelasan dengan palu kerak agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
GAMBAR KERJA
JOB : VI ( Tujuh )
JUDUL : Membuat Sambungan T
INSTRUKTUR : AkhmadMirza, ST
Tujuan :
1.Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan butt weld menggunakan las listrik.
2.Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti cara menggunakan mesin las listrik dengan baik dan benar.
Bahan-Bahan Yang Digunakan :
1.Pelat ( 3 x 100 x 150 ) mm
2.Batang elektroda
Peralatan Yang Digunakan :
1.Ragum meja 8. Mistar baja
2.Penggores baja 9. Kikir
3.Palu terak 10. Gergaji besi
4.Sikat kawat 11. Siku-siku
5.Apron 12. Topeng las
6.Mesin las listrik dan perlengkapannya 13. Tang
7.Sarung tangan kulit
Langkah Kerja :
1.Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan
2.Mulailah memotong plat baja dengan ukuran 40 x 80 mm sebanyak 2 ( dua ) buah
3.Kikir salah satu sisi hingga rata
4.Rapatkan plat tersebut hingga berbentuk “T”
5.Mengelas plat tersebut dengan menggunakan las listrik
6.Mengunci kedua ujung benda kerja dengan las titik agar memudahkan pengelasan.
7.Memulai pengelasan dari ujung plat secara menerus
8.Apabila akan melakukan pengelasan tetapi apinya terputus, maka terak harus dibersihkan terlebih dahulu agar rigi-rigi las dapat menyatu
9.Bersihkan kerak hasil pengelasan dengan palu kerak agar mendapatkan hasil yang diinginkan
GAMBAR KERJA :
Las Listrik
JOB : VIII ( Delapan )
JUDUL : Membuat Sambungan Pipa Lurus
INSTRUKTUR : AkhmadMirza, ST
Tujuan :
1.Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan butt weld menggunakan las listrik.
2.Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti cara menggunakan mesin las listrik dengan baik dan benar.
Bahan – Bahan yang digunakan :
1. Besi pipa berdiameter 2 inchi.
2. Batang Elektroda.
Peralatan Yang Digunakan :
1.Ragum meja 8. Mistar baja
2.Penggores baja 9. Kikir
3.Palu terak 10. Gergaji besi
4.Sikat kawat 11. Siku-siku
5.Apron 12. Topeng las
6.Mesin las listrik dan perlengkapannya 13. Tang
7.Sarung tangan kulit
Langkah Kerja :
1.Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mulailah memotong besi pipa sepanjang 100 mm sebanyak 2 buah
3. Kikir salah satu sisi pipa yang telah dipotang
4. Tempelkan atau rapatkan kedua pipa yang telah dipotong
5. Setelah dirasa rapat mulailah lakukan pengelasan dengan menggunakan las listrik.
6. Alur pengelasan dimulai dengan mengunci salah satu bagian yang akan yang akan di las untuk memudahkan pengelasan.
7. Lakukanlah pengelasan mengelilingi sambungan pipa besi.
8. Apabila akan melakukan pengelasan tetapi apinya terputus, maka terak harus dibersihkan terlebih dahulu agar rigi-rigi las dapat menyatu
9.Bersihkan kerak hasil pengelasan dengan palu kerak agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
GAMBAR KERJA :
JOB : IX ( Sembilan )
JUDUL : Membuat Replika Rangka jembatan
INSTRUKTUR : AkhmadMirza, ST
Tujuan :
1.Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan membuat replica rangka jembatan menggunakan las listrik.
2.Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti cara menggunakan mesin las listrik dengan baik dan benar.
Bahan – Bahan Yang digunakan :
- Besi siku 20 x 20 x 2 mm
- Plat lebar 3mm
Peralatan Yang Digunakan :
1.Ragum meja 8. Mistar baja
2.Penggores baja 9. Kikir
3.Palu terak 10. Gergaji besi
4.Sikat kawat 11. Siku-siku
5.Apron 12. Topeng las
6.Mesin las listrik dan perlengkapannya 13. Tang
7.Sarung tangan kulit
Langkah Kerja :
- Potong besi siku (20 x 20 x 2 mm) dengan panjang 200 mm sebanyak 5 buah.
- Potong besi siku (20 x 20 x 2 mm) dengan panjang 250 mm sebanyak 8 buah
- Dengan menggunakan rumus pytagoras , potoglah besi siku (20 x 20 x 2 mm) dengan ukuran 320 mm untuk sisi miringnya.
- Potonglah Plat tebal 3 mm sebanyak 10 buah . ukuran pemotongan plat di sesuaikan dengan gambar replica jembatan
Gambar Replika Jembatan
Gambar Detail 1
- Letakkan plat dan besi siku sesuai pada gambar , kemudian lakukan pengelasan dengan las listrik pada plat dan besi
Gambar Detail 2
- Letakkan plat besi siku sesuai pada gambar, kemudian lakukan pengelasan dengan las listrik pada plat dan besi siku
Gambar Detail 3
- Hampir sama dengan detail 1, Letakkan plat besi siku sesuai pada gambar, kemudian lakukan pengelasan dengan las listrik pada plat dan besi siku
Gambar detail 4
- Letakkan dan hubungkan plat dengan besi siku sesuai pada gambar, kemudian lakukan pengelasan dengan las listrik.
- Untuk bagian selanjutnya bisa dilakukan sama seperti bagian sebelumnya karena bangunan rangka jembatan ini simetris.
- Plat pada replica rangka jembatan ini berfungsi sebagai perban atau perekat antara besi siku.
- Pada saat melakukan pengelasan pada plat, berilah jarak sebanyak 2 elektroda, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah jalannya alur las pada bagian dalam.
- Setelah selesai di las susunlah hasil pengelasan.
-
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktek yang dilakukan bahwa pekerjaan baja sangat erat kaitannya dengan konstruksi yang sekarang semakin bervariasi dan cenderung untuk menjadikan baja sebagai bahan konstruksi terutama pada konstruksi rangka atap , jembatan dan lain – lain.
Praktek kerja baja ini bisa membuat mahasiswa memahami secara teknis bagaimana membuat konstruksi baja secara baik dan benar. Serta pada waktu melaksanakan praktekk kerja juga dituntut untuk :
1. Mengetahui dan dapat menggunakan peralatan las listrik dan las Asitelin dengan
baik dan benar.
baik dan benar.
2. Mengetahui langkah – langkah kerja dalam pembuatan suatu benda kerja baja.
3. Ketelitian, konsentrasi, dan keselamatan harus benar – benar diperhatikan utnuk
memcapai hasil yang maksimal.
3. Ketelitian, konsentrasi, dan keselamatan harus benar – benar diperhatikan utnuk
memcapai hasil yang maksimal.
4. Mengetahui keunggulan dari las listrik dan las Asitelin.
5. Dapat mengatasi masalah dalam menggunakan las listrik dan las Asitelin begitu
juga dalam pekerjaannya.
juga dalam pekerjaannya.
Saran
1. Peralatan yang sudah tidak baik atau rusak hendaknya diganti.
2. Hendaknya dalam pekerjaan baja ini kita mengutamakan keselamatan kerja dengan menggunakan perlengkapan las seperti sarung tangan, Apron, topeng las, kaca mata las dan lain – lain.
3. Mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
4. Dalam bekerja kita harus mengerjakan dengan baik, rapi, teliti dan juga efisien.
5. Dalam penggunaan elektroda harus sesuai dengan kebutuhan jangan sampai
berlebihan atau kekurangan.
berlebihan atau kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar